Senin, 25 September 2017

Jual Nasi Tumpeng Daerah Bogor

Jual Nasi Tumpeng Daerah Bogor

Apakah anda benar-benar sedang mencari ifnormasi tentang Jual Nasi Tumpeng Daerah Bogor? Jika iya maka anda berada ditempat yang sangatlah tepat, karena anda sudah menemukan solusi untuk pemesanan Nasi Tumpeng Bogor.

Nasi Tumpeng adalah nasi adat khas nusantara yang masih terjaga sampai sekarang dan masih banyak peminatnya sampai sekarang. Nasi Tumpeng biasanya dihadirkan ketika acara-acara spesial, contoh: Ulang Tahun, Syukuran, 17 Agustus, dan lain-lain.

Bagi anda masyarakat Bogor dan sekitar yang sedang membutuhkan Nasi Tumpeng yang enak dan berkualitas, silahkan bisa langsung menghubungi kami disini > Hubungi Kami <

jual nasi tumpeng daerah bogor

Jual Nasi Tumpeng Daerah Bogor

Sejarah dan Tradisi Nasi Tumpeng 
Masyarakat di pulau Jawa, Bali dan Madura memiliki kebiasaan membuat tumpeng untuk kenduri atau merayakan suatu peristiwa penting. Meskipun demikian kini hampir seluruh rakyat Indonesia mengenal tumpeng. Falsafah tumpeng berkait erat dengan kondisi geografis Indonesia, terutama pulau Jawa, yang dipenuhi jajaran gunung berapi. Tumpeng berasal dari tradisi purba masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang). Setelah masyarakat Jawa menganut dan dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu, nasi yang dicetak berbentuk kerucut dimaksudkan untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa-dewi.
Meskipun tradisi tumpeng telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke pulau Jawa, tradisi tumpeng pada perkembangannya diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa, dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang Maha Kuasa. Dalam tradisi kenduri Slametan pada masyarakat Islam tradisional Jawa, tumpeng disajikan dengan sebelumnya digelar pengajian Al Quran. Menurut tradisi Islam Jawa, “Tumpeng” merupakan akronim dalam bahasa Jawa : yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh). Lengkapnya, ada satu unit makanan lagi namanya “Buceng”, dibuat dari ketan; akronim dari: yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh) Sedangkan lauk-pauknya tumpeng, berjumlah 7 macam, angka 7 bahasa Jawa pitu, maksudnya Pitulungan (pertolongan). Tiga kalimat akronim itu, berasal dari sebuah doa dalam surah al Isra’ ayat 80: “Ya Tuhan, masukanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberikan pertolongan”. Menurut beberapa ahli tafsir, doa ini dibaca Nabi Muhammad SAW waktu akanhijrah keluar dari kota Mekah menuju kota Madinah. Maka bila seseorang berhajatan dengan menyajikan Tumpeng, maksudnya adalah memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar kita dapat memperoleh kebaikan dan terhindar dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan yang memberikan pertolongan. Dan itu semua akan kita dapatkan bila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar