Kamis, 31 Agustus 2017

Sejarah Nasi Tumpeng

Nasi Tumpeng adalah nasi tradisional yang dihadirkan ketika dalam acara-acara besar dalam adat nusantara.

Dalam budaya masyarakat Jawa, Bali dan Madura, olahan nasi berbentuk kerucut beserta lauk pauknya yang disebut “nasi tumpeng” bukan lagi hal aneh.

Olahan nasi ini biasanya disajikan dalam acara-acara tertentu ataupun pesta. Ada kalanya nasi yang digunakan adalah nasi gurih, nasi putih biasa atau nasi kuning.

Secara umum, nasi tumpeng biasanya disajikan di atas tampah (wadah bundar tradisional dari anyaman bambu) dan dialasi daun pisang.

Menurut kebiasaan, nasi tumpeng biasanya disajikan pada acara kenduri atau perayaan penting. Tumpeng erat kaitannya dengan keadaan alam Indonesia yang banyak dipenuhi gunung berapi.

Berdasarkan sejarah asalnya, nasi tumpeng dibuat untuk memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para hyang, atau arwah leluhur (nenek moyang).

Kepercayaan ini bergeser saat masyarakat dipengaruhi budaya Hindu. Nasi tumpeng dibuat kerucut untuk meniru bentuk gunung suci Mahameru, tempat bersemayam dewa-dewi.

Pada saat Islam masuk ke nusantara, budaya nasi tumpeng ini kemudian diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi Islam Jawa.

Tumpeng merupakan akronim dalam bahasa Jawa, yakni yen metu kudu sing mempeng (kalau keluar harus sungguh-sungguh).

Selain tumpeng, ada satu lagi jenis makanan bernama “Buceng”, yang dibuat dari ketan. Buceng juga merupakan akronim dari yen mlebu kudu sing kenceng (jika masuk harus dengan sungguh-sungguh)

Dalam penyajiannya, nasi tumpeng biasanya dilengkapi dengan lauk-pauknya yang berjumlah 7 macam, angka 7 dalam bahasa Jawa berarti pitu. Angka pitu ini artinya pitulungan (pertolongan).

Jika pada zaman dahulu nasi tumpeng merupakan perwujudan rasa terimakasih pada Yang Maha Kuasa, maka kini nasi tumpeng sudah beralih fungsi menjadi kue ulang tahun dalam perayaan pesta ulang tahun.

Dalam budaya Jawa, nasi tumpeng memiliki banyak jenis, antara lain tumpeng sangga langit, Arga Dumilah, Tumpeng Megono dan Tumpeng Robyong.

Sumber: TandaPagar(dot)com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar